Sabtu, 05 November 2016

 Bentuk Muka Bumi

1. Keragaman Bentuk Muka Bumi

Muka bumi terdiri atas dua bagian, daratan dan lautan. Daratan yang luas disebut benua dan lautan yang luas sering disebut samudera. 
Apabila bagian benua dipotret dari dekat, akan tampak bahwa permukaan benua tidak rata. Itulah kenyataannya, bahwa muka bumi tidak rata seperti pada peta. Di permukaan bumi, ada bagian yang menonjol ke atas, ada pula bagian yang cekung ke bawah. Bagian yang menonjol ke atas dapat berupa gunung, pegunungan, dataran tinggi, bukit, dan seterusnya. Bagian yang cekung dapat berupa ngarai, lembah, danau, sungai, rawa, dan sebagainya. Kenampakan tinggi rendahnya muka bumi tersebut dinamakan relief muka bumi.

2. Proses Terbentuknya Muka Bumi

a. Proses Alam Endogen

Tahukah kamu bahwa bumi yang kita pijak ternyata berjalan-jalan dengan 
kecepatan beberapa cm per tahun? Pergerakan tersebut tidak terasa oleh kita. Namun, 
pergerakan tersebut menyebabkan perubahan relief muka bumi. Pernahkah kamu 
melihat permukaan jalan yang amblas? Jalan amblas ialah contoh adanya pergerakan 
dalam bumi. Pergerakan tersebut disebabkan oleh tenaga yang berasal dari dalam bumi 
yang disebut tenaga endogen. Dengan demikian, di dalam bumi terdapat sumber energi. 
Dari manakah energi itu berasal? Ternyata di dalam bumi terdapat sumber panas yang 
berasal dari inti bumi. 
Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di atas 
mantel bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut lempeng samudera. 
Kerak bumi yang membentuk dasar benua disebut lempeng benua. Lempeng samudera 
dan lempeng benua terletak di atas lapisan mantel. Kita juga telah belajar bahwa lapisan 
mantel mendapat pemanasan terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan ini 
menyebabkan terjadinya gerakan cairan dengan arah vertikal (konveksi) pada lapisan 
mantel. Akibatnya, arus konveksi ini menumbuk kulit bumi yang terapung di atasnya. 
Tumbukan yang terjadi terus-menerus akan mengakibatkan terjadi patahan pada kulit 
bumi. Patahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya tumbukan antara lempeng benua 
dan lempeng samudera.

1) Tektonisme

Seperti telah dijelaskan, keragaman muka bumi dipengaruhi oleh adanya gerakangerakan di kerak bumi, baik gerakan mendatar maupun gerakan tegak. Gerakangerakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik. Bentuk baru yang termasuk dalam struktur diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan.

2) Vulkanisme 
Vulkanisme merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Keluarnya 
magma ke permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa 
kepundan pada gunung api. Jika magma yang berusaha keluar tidak mencapai 
permukaan bumi, proses ini disebut intrusi magma. Jika magma sampai di permukaan 
bumi, proses ini disebut ekstrusi magma. Magma yang sudah keluar ke permukaan 
bumi disebut lava.
Penyebaran Pegunungan dan Gunung Api :
Secara garis besar, terdapat dua rangkaian pegunungan. 
(1) Sirkum Mediteran, berawal dari Pegunungan Atlas, Yura, Alpen (Eropa),
Kaukasus, Himalaya (Asia), tenggelam dan muncul sebagai pulau-pulau di Kep.
Andaman, tenggelam dan muncul sebagai Pegunungan Bukit Barisan, pegunungan 
di Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, dan berakhir di Kep. Maluku. 
(2) Sirkum Pasifik, rangkaian pegunungan yang berawal dari Pegunungan Cordileras 
De Los Andes (Amerika Selatan), Rocky, Sierra Madre (Amerika Utara),
tenggelam 
dan muncul sebagai pegunungan di Kep. Jepang, tenggelam dan muncul sebagai 
pegunungan di Kep. Filipina, tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di 
Pulau Sulawesi, dan berakhir di Kep. Maluku.

3) Seisme

Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Gayangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme. Getaran yang dihasilkan akibat pergeseran kerak bumi tersebut dapat besar maupun kecil. Besar kecilnya kerusakan di muka bumi disebabkan oleh besar kecilnya gempa tersebut. 
Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. 
Menurut proses terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut. 
(1) Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit 
bumi 
oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini 
yang merambat sampai ke permukaan bumi. 
(2) Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa 
ini hanya dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada 
saat 
letusan, dan beberapa saat setelah letusan. 
(3) Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan 
mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya 
dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.



1. Pelapukan

a) Pelapukan Mekanik 
Ketika terkena sinar matahari, volume batuan mengembang. Ketika terkena air hujan atau penurunan suhu di malam hari, volume batuan mengecil. Jika hal ini berlangsung terus-menerus, batuan akan retak-retak dan lepas selapis demi selapis. Akhirnya, batuan tersebut menjadi hancur. Peristiwa hancur dan terlepasnya material dari batuan induk tanpa mengalami perubahan unsur kimia yang dikandungnya disebut pelapukan mekanik (fisik). 
b) Pelapukan Kimiawi 
Pada pelapukan ini, peristiwa hancur dan terlepasnya material dari batuan induk disertai perubahan unsur kimia. Perubahan unsur kimia terjadi ketika unsur mineral batuan bereaksi dengan unsur kimia yang berasal dari luar, misalnya dengan oksigen atau air. Pelapukan ini sering terjadi di daerah tropik dengan batuan kapur. Contoh pelapukan kimiawi ialah stalaktit dan stalagmit
c) Pelapukan Biologi atau Pelapukan Organik 
Pernahkah kamu melihat tembok atau batu yang lembab ditumbuhi lumut, atau berlubangnya batuan oleh semut? Nah, itu salah satu bentuk pelapukan organik. Pada pelapukan ini, peristiwa hancur dan terlepasnya material dari batuan induk disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup: vegetasi, hewan, dan manusia. Pelapukan biologi biasanya diikuti oleh pelapukan kimiawi. 

2) Erosi 

Batuan yang telah lapuk secara berangsur-angsur akan dikikis dan dipindahkan ke tempat lain oleh tenaga eksogen. Proses pengikisan dan pengangkutan material hasil lapukan itulah yang disebut erosi. 
Berdasarkan bentuknya, erosi terbagi seperti berikut. 
(1) erosi percik: terlepas dan terlemparnya partikel tanah akibat pukulan butir hujan 
secara langsung 
(2) erosi permukaan 
(3) erosi alur: terjadi karena adanya aliran permukaan yang terkumpul atau terpusat 
dan membentuk alur-alur 
(4) erosi parit: terjadi karena adanya aliran permukaan yang terpusat, runtuhnya 
saluran-saluran air di bawah permukaan tanah, atau karena adanya tanah 
longsor yang bentuknya memanjang. 
(5) erosi tebing

a) Erosi Air
Erosi air disebabkan oleh aliran air permukaan yang berasal dari air hujan yang menghanyutkan partikel-partikel tanah dan hancuran batuan. Faktor-faktor yang memengaruhi kekuatan erosi air, antara lain: 
(1) volume air sebagai tenaga utama dalam proses erosi (makin besar volumenya, 
makin kuat erosinya), 
(2) kemiringan lereng (makin curam lerengnya, makin besar erosinya), 
(3) keadaan vegetasi (makin lebat vegetasinya, makin kecil erosinya), 
Ada berbagai bentuk erosi air, di antaranya erosi tebing sungai, erosi air terjun, dan erosi gelombang air laut. 
b) Erosi Angin
Pernahkan kamu melihat gurun pasir di televisi? Erosi angin biasa terjadi di gurun pasir dan di daerah kering. Deflasi merupakan proses erosi yang disebabkan oleh angin. Angin dengan kecepatan tinggi mengikis batuan dan membawanya ke daerah yang kecepatan anginnya rendah. 
c) Erosi Gletser
Gletser adalah salju yang meluncur mengikuti lereng-lereng bukit. Eksarasi 
merupakan proses erosi yang disebabkan gletser. Di daerah yang bersalju, sewaktu 
salju turun, butiran salju bersatu dengan tanah dan menyusup melalui pori-pori 
tanah. Ketika musim panas, salju mencair dan mengalir dengan membawa material 
hasil erosi.

3) Gerak Massa Batuan 
Batuan yang berada di muka bumi dapat 
berpindah secara massal dari tempat yang tinggi ke 
tempat yang lebih rendah. Perpindahan tersebut 
disebabkan antara lain oleh pengaruh gravitasi. 
Perpindahan massa batuan dapat juga disebabkan oleh 
kemiringan lereng, kandungan air, dan jenis batuan. 
Perpindahan batuan secara massal disebut mass-
wasting. Contoh gerak massa batuan ialah tanah
ambles dan longsor.

0 komentar:

Posting Komentar